Minggu, 24 Juli 2011

ANALISIS KETIDAK-MERATAAN PEMBANGUNAN DI DESA CINTADAMAI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN GARUT














BAB I

PENDAHULUAN

Program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu kegiatan yang berlandaskan dasar pemikiran guna membangun dan memberdayakan masyarakat, dengan

tujuan untuk memperoleh pengalaman di lapangan dan membangun sikap kepedulian kepada masyarakat tentang permasalahn riil yang terjadi di dalam masyarakat. kegiatan ini juga merupakan pengamalan dari Tri Drama Perguruan Tinggi, dan juga sesuai dengan semboyan Universitas Katolik Parahyangan, yaitu Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti (Berdasarkan Ketuhanan menuntut ilmu untuk dibaktikan kepada masyarakat). Sehingga mahasiswa pun dituntut untuk mengamalkan dan mengabdikan ilmu yang telah diperoleh selama ini kepada masyarakat.

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi. Pendidikan di Perguruan Tinggi dilaksanakan dengan cara membekali dan mengembangkan relijiusitas, kecakapan, keterampilan, kepekaan, dan kecintaan mahasiswa terhadap pemuliaan kehidupan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Pembekalan dan pengembangan hal-hal tersebut terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak lulusan Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan penelitian, dan bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia pada umumnya dan Warga Indonesia pada khususnya. Untuk memraktekan ilmu dan menerapkan hasil penelitian yang dilakukan Civitas Akademika, maka diperlukan suatu media yang mendukung, yaitu Kuliah Kerja Lapangan.

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA CINTADAMAI

1. Kondisi Geografis

Desa Cintadamai memiliki luas wilayah 235,406 hektar yang terdiri dari :

- Lahan Sawah Ladang : 180,232 Ha

- Lahan Pemukiman : 46,9 Ha

- Lahan Lainnya : 8,276 Ha

Secara administratif batas Desa Cintadamai adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Sukamulya

Sebelah Timur : Desa Padamukti

Sebelah Selatan : Desa Padamukti Kecamatan Pasir Wangi

Sebelah Barat : Desa Sukajaya

Secara topografis Desa Cintadamai termasuk daerah berbukti dengan ketinggian antara 700-1000 di atas permukaan laut, curah hujan : 1300 mm/tahun, suhu rata-rata 27 C. secara fisik topografis Desa Cintadamai merupakan daerah dataran tinggi sebelah Barat dan dataran rendah sebelah timur.

Jarak dari kantor Kecamatan : 4 Km

Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : 10 Km

Jarak dari Ibu Kota Provinsi : 65 Km

Jarak dari Ibu Kota Negara : 130 Km

2. Gambaran Umum Demografis

Sampai dengan bulan Desember 2010 Desa Cintadamai memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.552 Jiwa atau 1.772 KK yang terdiri 3.314 Laki-laki dan 3.207 Perempuan.

Jumlah Penduduk berdasarkan umur :

Penduduk Usia 0 – 5 Tahun : 802 Orang

Penduduk Usia 6 – 12 Tahun : 1.183 Orang

Penduduk Usia 13 – 15 Tahun : 484 Orang

Penduduk Usia 16 – 19 Tahun : 578 Orang

Penduduk Usia 20 – 25 Tahun : 742 Orang

Penduduk Usia 26 – 40 Tahun : 1.323 Orang

Penduduk Usia 41 – 64 Tahun : 1.165 Orang

Penduduk Usia 65 Tahun Keatas : 234 Orang

Pendidikan Penduduk Usia 15 Tahun keatas

1. Penduduk Buta Huruf : 27 Orang

2. Penduduk Tingkat tamat SD/sederajat : 130 Orang

3. BUMDes : -

4. Toko / Kios : 71 Buah

5. Warung Makan : 17 Buah

6. Angkutan : -

7. Pangkalan Ojek : -

Tingkat Kesejahteraan :

- Jumlah keluarga : 1.772 KK

- Keluarga Prasejahtera : 752 KK

- Keluarga Sejahtera 1 : 408 KK

- Keluarga Sejahtera 2 : 306 KK

- Keluarga Sejahtera 3 : 204 KK

- Keluarga Sejahtera 3 Plus : 102 KK

I. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

A. Visi dan Misi Desa Cintadamai

Visi : “Terujudnya desa yang mandiri, maju dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat dan ridho alloh swt”.

Misi :

1.Meningkatkan penghasilan masyarakat

2. Mewujudkan desa yang demokratis, transparan, jujur, dan amanah

3. Meningkatkan swasembada pangan

4. Mewujudkan desa siaga, lingkungan bersih, dan sehat

5. Mensejahterakan dan memenuhi hak perempuan

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat

7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan agama dan umum

8. Menjalin kerjasama yang baik dan harmonis dengan masyarakat dan instansi lain.

B. Strategi dan arah kebijakan desa

“Terwujudnya manajemen Pemerintahan Desa Cintadamai yang mencerminkan tata pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipatif, efektif, efisiensi berwawasan ke depan dan konsisten dalam mengalokasikan dan mendstribusikan Sember Daya Desa serta renponsif terhadap permasalahan tugas-tugas pemerintahan yang tengah dialami oleh masyarakat, sehingga secara bertahap dapat berdampak terhadap peningkatan nilai tambah pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat.”

1. Maksud dan Tujuan Renstra Desa

Rencana strategi Pemerintahan Desa Cintadamai tahun 2010 disusun dengan maksud sebagai berikut :

- Dapat dijadikan kerangka acuan bagi seluruh Perangkat Desa Cintadamai beserta stakeholdernya dalam menyusun rencana kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan pembangunan daerah.

- Dapat dijadikan instrument penilaian kinerja oleh BPD dalam mengukur efektivitas tugas kepala desa beserta jajarannya, baik untuk laporan pertanggungjawaban untuk setiap akhir tahun anggaran ataupun laporan akhir masa jabatan Kepala Desa Periode

- Dapat dijadikan instrument akuntabilitas dan transparansi manajemen Pemerintah Desa oleh Masyarakat maupun elemen pemerhati pemerintah.

Faktor Penentu Keberhasilan

1) Faktor Pendorong

a. Unsur Penguat

- Letak Geografi

- Jumlah penduduk mayoritas usia produktif dan pendidikan memadai

- Stabilitas keamanan desa cukup terjaga baik

- Hubungan pemerintahan berjalan baik

- Jumlah aparatur desa relatif cukup memadai

- Tingkat transparansi masyarakat baik

- Laju pertumbuhan ekonomi meningkat terus

- Terdapatnya potensi sumber daya alam yang dapat mendukung percepatan dinamika perekonomian desa.

b. Unsur Peluang

- Adanya perkembangan perumahan di Kecamatan Sukaresmi

- Adanya program PKK

- Adanya program PANSISMAS

- Adanya program RAKSA Desa Cintadamai

- Adanya program peningkatan DADU (Dana Alokasi Umum)

- Adanya peningkatan program pendidikan dan kesehatan

- Adanya responsif dari putra daerah

2) Faktor Penghambat

a. Unsur Kelemahan

- Kualitas sumber daya manusia Desa Cintadamai masih memerlukan perbaikan

- Angka ketergantungan penduduk hingga tahun 2010 cukup tinggi

- Jumlah penduduk miskin masih cukup besar

- Kondisi infrastruktur pembangunan, terutama jalan masih belum memadai

- Kapasitas aparatur pemerintahan desa masih kurang dalam mewujudkan praktek tata pemerintahan yang baik

- Kondisi tata pemerintahan oleh stakeholder (dunia usaha dan masyarakat) masih belum merata.

b. Unsur Ancaman

- Dampak globalisasi dari sisi negatif akan memperlemah struktur kebudayaan daerah

- Belum mantapnya persepsi tentang otonomi desa

- Desa Cintadamai sebagai Daerha Penyangga

- Jumlah penduduk yang semakin meningkat

- Membanjirnya berbagai produk Negara-negara tetangga ke Indonesia

- Tidak dibatasi alur impor komoditi pertanian

- Belum adanya kerja sama yang utuh antara pemerintah Desa disekitar perbatasan.

3) Prioritas Desa

1. Tujuan, sasaran dan kebijakan pada misi pertama

a. Misi Pertama

“Menyelenggarakan Tata Pemerintahan Desa yang semakin baik, bersih dan amanah dengan berdasarkan kepada kedaulatan rakyat, demokratis, menjungjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia.”

b. Tujuan

- Terselenggaranya manajemen Pemerintahan Desa yang makin mencerminkan penyelenggaraan Pemerintah yang mematuhi prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, bersih dan amanah dalam rangka mewujudkan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara Pemerintah Desa

- Terciptanya situasi dan kondisi sabilitas politik Desa yang kondusif bagi terselenggaranya pemerintahan di segala bidang, yang ditunjang oleh patisipasi politik masyarakat yang masih aktif, dinamis, memperhatikan norma-norma hukum dan hak azasi manusia.

- Terselenggaranya penegakan hukum di Desa dalam rangka tertib penyelengaraan tata pemerintahan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang makin manusiawi.

c. Sasaran

- Meningkatnya penindakan terhadap penyalah gunaan tugas dan wewenang oleh para penyelenggara pemerintahan dalam melaksanakan pelayanan umum

- Meningkatnya budaya politik masyarakat desa

- Meningkatnya peran komunikasi dan informasi penyelenggaraan pemerintahan

- Meningkatnya kualitas hubungan pemerintahan

- Makin tertatanya kesadaran dan tata tertib hukum desa

- Tersusunnya tata ruang Desa dan RW

d. Kebijakan

- Meningkatnya kapasitas organisasi pemerintah desa

- Mengoptimalkan fungsi BPD sebagai legislatif di tingkat Desa

- Meningkatnya efektivitas penerimaan dan pengelolaan keuangan desa.

2. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Misi Kedua

a. Misi Kedua

“Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia yang kompetitif yang ditopang oleh pembinaan akhlak yang mulia serta lingkungan dan moral sosial yang makin menjamin solidaritas sosial.”

b. Tujuan

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Cintadamai.

c. Sasaran

Meningkatkan kapasitas kemampuan ekonomi masyarakat.

d. Kebijakan

- Meningkatkan kualitas pendidikan individu masyarakat

- Meningkatkan kualitas ekonomi dengan indikator meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat

- Meningkatnya kualitas kesehatan individu masyarakat.

3. Tujuan, Sasaran, dan Kebijakan Misi Ketiga

a. Misi Ketiga

“Meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa.”

b. Tujuan

“Meningkatnya kemandirian dan partisipatif kerja melalui pemberdayaan masyarakat.”

c. Sasaran

Meningkatnya pasrtisipasi dan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.”

d. Kebijakan

- Meningkatnya pasrtisipasi masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pemerintahan.

- Menciptakan hubungan yang harmonis dan sinergis antara pemerintahan desa dengan masyarakat dan instansi lainnya.

- Meningkatkan dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pengelenggaraan pemerintahan desa.

4. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Pada Misi Keempat

a. Misi Keempat

“Meningkatnya kapasitas usaha masyarakat (home industry)

b. Tujuan

“Meningkatnya usaha masyarakat (home industry).

c. Sasaran

“Meningkatnya usaha masyarakat (home industry) terutama produk khas dan unggulan Cintadamai.”

d. Kebijakan

- Meningkatkan kualitas intelektual wirausahawan atau angkatan kerja

- Meningkatkan jalur akses perdagangan hasil produksi

- Meningatkan kapasitas modal usaha unggulan.

BAB III

PERMASALAHAN YANG ADA DALAM MASYARAKAT DESA

Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Cintadamai adalah pemerataan pembangunan. Masalah pemerataan pembangunan sangat kompleks dan berdimensi luas. Agar pemerataan berjalan lebih efektif dan efisien, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan hasil yang telah dicapai dan pengalaman yang diperoleh selama pembangunan jangka panjang.

Cintadamai sebagai salah satu desa yang memiliki struktur geografis yang khas. Letak satu kampung dengan kampung lainnya terpisah oleh persawahan yang luas dan terpencar dalam suatu kawasan yang sangat besar. Kondisi ini di satu pihak merupakan modal bagi pem-bangunan, namun disisi lain dalam kegiatan pembangunan tidak semua wilayah desa tersebut dapat terkena pembangunan. Sehingga pada akhirnya pembangunan tersebut tidak merata.

Dari hasil pengamatan kami, Desa Cintadamai yang memiliki 7 (tujuh) Rukun Warga (RW) belum dapat dikatakan pembangunannya merata karena dari ketujuh RW tersebut hanya 2-3 RW yang mewakili beberapa kampung yang sudah terkena program pembangunan. Contoh kasus dalam kegiatan PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), RW yang terkena program tersebut hanya RW 01, 02, 03, 04, 06, dan 07

Maka dari itu pemerataan pembangunan merupakan isu yang kelompok kami angkat dalam laporan ini merupakan isu yang sangat menarik yang kita temui di Desa Cintadamai ini. Data yang kami gunakan, banyak yang diperoleh melalui pengamatan dan hasil wawancara salah satu warga kampung di desa tersebut.

BAB IV

ANALISIS MASALAH DI LAPANGAN

4.1 Segmen Analisis

Realita yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Cisalak di Desa Cintadamai tidak terkena program pembangunan. Sehingga setelah selama 1-2 minggu pengamatan, kami memilih Kampung Cisalak sebagai sasaran atau segmen analisis kami. Hal ini kami pilih karena selama kami melakukan pengamatan ke beberapa kampung, tempat ini menurut warga kampung lain pun tidak mendapat program pembangunan dan bahkan dalam proses pembangunan, kampung cisalak pun lebih banyak melakukannya secara swadaya.

4.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang kami lihat di Desa Cintadamai adalah masalah ketidakmerataan dalam hal pembangunan desa tersebut (teori). Sehingga, dapat kami katakan dan bandingkan dengan teori tersebut bahwa desa ini tidak melakukan pembangunan secara merata dan ini kami anggap sebuah masalah karena tidak sesuai juga dengan visi desa tersebut yaitu “Terwujudnya desa yang mandiri, maju dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat”. Desa tersebut dapat dikatakan sejahtera apabila dalam hal pembangunan semuanya merata dan juga lingkungan yang sehat pun akan terwujud.

4.3 Informasi Penunjang

Informasi penunjang analisis ini kami dapatkan dari warga Desa Cintadamai yang aktif dalam proses pembangunan di desa tersebut. Warga tersebut terdiri dari Kampung Citamiang, Kampung Walahir, Kampung Loagede dan Kampung Cisalak itu sendiri. Bapak Ading selaku warga Kampung Citamiang mengatakan bahwa Desa Cintadamai itu merupakan desa yang sedang berada dalam tahap pembangunan, terutama untuk tahun ini desa ini sedang mempersiapkan masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam program Pengadaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSISMAS) dan program PNPM Mandiri. Tetapi program tersebut tidak dijalankan di semua kampung yang terdapat di Desa Cintadamai. Seperti di daerah Cisalak, Pasirpari, dan Pasirluhur tidak terkena kegiatan tersebut karena hasil rapat yang menentukan arah pembangunan bahwa pembangunan itu akan terlaksana ke beberapa titik yaitu RW 01, 02, 04, 06. RW 05 sendiri tidak tercantum dalam hasil rapat tersebut dan ditambah lagi figur kepala desa yang menjabat kali ini belum pernah terlihat turun ke masyarakat langsung, tambahnya. Tentunya keterangan tersebut tidak cukup untuk dijadikan alasan mengapa beberapa kampung yang ada di desa tersebut belum mendapatkan program pembangunan. Akhirnya kami mencari informasi kembali ke warga di Kampung Cisalak untuk verifikasi. Menurut Bapak Kundang sebagai Ketua RT 02 di Kampung ini, memang kampung ini dari segi pembangunan pun kurang, apalagi dalam kegiatan PNPM Mandiri belum pernah dilaksanakan pembangunan, dan juga seharusnya Kepala Desa memikirkan juga pembangunan di kampung tersebut. Inisiatif warga kampung tersebut terhitung sangat tinggi, mereka pernah membangun sebuah jembatan permanen dari hasil swadaya mereka sendiri, mulai dari tenaga, batu, semen hingga besi beton untuk menunjukkan kepada yang berwenang di desa tersebut agar malu dan tergerak hati dan pikirannya untuk membantu desa tersebut bahwa kampung tersebut butuh bantuan pembangunan dan warga Kampung Cisalak siap secara tenaga dan waktu. Selanjutnya kami mencari informasi ke Kepala Desa terkait pertanyaan mengapa kampung tersebut tidak termasuk dalam program pembangunan yang akan dilakukan oleh desa. Bapak Aman Sopandi selaku Kepala Desa menerangkan bahwa kampung tersebut tidak terkena program PAMSIMAS dan PNPM Mandiri adalah karena masih adanya kampung yang lebih di prioritaskan untuk dibantu selain Kampung Cisalak. Ternyata tanggapan warga Cisalak sendiri yaitu Bapak Eman tentang pembangunan di desa ini berbeda dari yang lain. Ia mengemukakan dari perspektif dinamika politik di desa tersebut bahwa pada saat pemilihan Kepala Desa, warga kampung tersebut tidak memilih Kepala Desa yang menjabat sekarang, melainkan mereka memilih calon yang lain yang berasal dari RW 04 Kampung Buleud. Sehingga ia berasumsi bahwa ketidakmerataan pembangunan ini berasal dari masalah yang terjadi di PILKADES.

4.4 Identifikasi dan Analisis Masalah

Permasalahan yang terjadi di Desa Cintadamai adalah masalah dalam pembangunan atau secara khususnya ketidakmerataan dalam pembangunan. Menurut dokumen profil desa yang kami dapatkan dan kami pelajari, disana dipaparkan bahwa Desa Cintadamai terbagi atas 7 (tujuh) RW (Rukun Warga) yaitu:

- RW 01 Kampung Walahir

- RW 02 Kampung Jungsereh

- RW 03 Kampung Pasirluhur

- RW 04 Kampung Buleud

- RW 05 Kampung Pasirpari

- RW 06 Nurul Huda

- RW 07 Loagede

Kampung Walahir, Jungserah, Pasirluhur, Buleud, Nurul Huda, dan Loagede sedang disibukkan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dan juga PAMSIMAS atau pengadaan air minum berbasis masyarakat. Adapun PNPM Mandiri Pedesaan yang berfokus pada pembangunan fisik dan non-fisik. Pembangunan fisik berupa pembangunan fondasi jalan yang dibangun di kampung walahir, jungsereh, pasirluhur, dan loagede, lalu di kampung nurul huda dan buleud pembangunannya berupa madrasah tsanawiyah atau setara dengan SMP. Adapun pembangunan non-fisik seperti penyaluran dana SPP (Simpan Pinjam Perempuan) dimana yang boleh meminjam hanya yang berjenis kelamin perempuan, mereka bergabung dalam satu kelompok yang jumlahnya maksimum 10 orang.

Dari paparan tersebut tampaknya ada satu kampung besar yang belum tersebut kedalam kampung yang sedang sibuk dalam kegiatan pembangunan yaitu Kampung Pasirpari yang terletak di RW 05. Kampung ini memiliki 3 (tiga) RT yang terbagi atas kampung kecil yaitu Kampung Cisalak Tonggoh, Cisalak Lebak, dan Pasirpari. Ketiga kampung ini terlihat jauh berbeda kondisinya dengan kampung-kampung yang lain. Terlihat disana jalan sepanjang 211 Meter yang keadaannya masih tidak kokoh dan juga lembek karena keseluruhannya masih dilapisi oleh tanah merah yang strukturnya cenderung lembek dan bila hujan turun maka berpotensi ambrol.

Kampung ini menurut Bapak Eman selaku tokoh masyarakat setempat, belum pernah tersentuh program desa seperti PNPM Mandiri Pedesaan yang sekarang sedang berlangsung di desa ini, padahal program tersebut sudah berlangsung sejak tahun kemarin. Menurut informasi yang bersangkutan, kampung ini bahkan membangun sebuah jembatan sepanjang 10 Meter pada tahun 2010 atas swadaya masyarakat kampung tersebut, dan tidak dibantu sama sekali oleh pihak desa, hanya saja ada seorang dermawan yang tidak mau menyebutkan namanya yang mau membantu sebagian dari kebutuhan bahan bangunan penunjang pendirian jembatan tersebut dan dari masyarakat berupa batu kali dan tenaga.

Masalah yang mengemuka seputar ketidakmerataan pembangunan tersebut menurut pengamatan kami terjadi karena akses jalan untuk kendaraan yang kurang memadai. Menurut pengamatan kami di lapangan, jalan ke arah Kampung Pasirpari sendiri lebarnya hanya 2 (dua) meter dan hanya dilapisi tanah yang strukturnya kurang kuat. Sedangkan untuk pembangunan fisik, di butuhkan sebuah mobil besar setara dengan truk untuk mengangkut bahan bangunan dan dimensi mobil tersebut selebar 2,5 meter. Sehingga apabila mobil tersebut akan masuk kedalam area jalan menuju Kampung Pasirpari tentu saja tidak akan cukup karena secara dimensinya saja mobil tersebut kelebihan 0,5 Meter, dan bila dipaksakan pun ban mobil akan masuk ke area sawah karena jalan menuju Kampung tersebut kiri dan kanan jalan terhampar sawah.

Ternyata hasil pengamatan kami hampir tepat adanya. Setelah kami melakukan wawancara dengan Bapak Aman Sopandi selaku Kepala Desa Cintadamai, beliau pun memberikan keterangan yang sama dengan pangamatan kami tentang hal tersebut. Minimnya akses jalan yang layak dilewati kendaraan menjadi ganjalan akan pelaksanaan program pembangunan disana. Tetapi hal ini akan dilakukan bertahap oleh desa dan juga dari pihak desa dan masyarakat akan mencari solusinya bersama-sama dengan cara musyawarah. Akses jalan yang layak memang menjadi kebutuhan masyarakat Desa Cintadamai, terutama Kampung Pasirpari dan Cisalak. Mereka sangat kesulitan apabila musim hujan datang, karena jalan kampung mereka akan menjadi lembek dan licin, padahal jalan tersebut menghubungkan dua kampung dan juga selalu digunakan oleh warga kampung tersebut selama siang dan malam.

4.5 Analisis Kebutuhan

Kebutuhan Desa Cintadamai berdasarkan akar permasalahan yang ada yaitu tersedianya akses jalan yang baik dan air bersih. Salah satu kampung di Desa Cintadamai, yaitu Kampung Pasirpari, keadaan jalannya sangat memprihatinkan. Selain struktur jalan yang rusak, jalan di Kampung Pasirpari juga kecil dan sulit untuk dilewati. Air sebagai kebutuhan utama masyarakat untuk menunjang aktivitas juga sangat dibutuhkan oleh penduduk Desa Cintadamai. Masih ada beberapa kampung di Desa Cintadamai yang kebutuhan airnya belum terpenuhi dengan baik.

4.6 Alternatif Penyelesaian

Alternatif penyelesaian yang kami usulkan untuk masalah yang ada di Desa Cintadamai adalah pemerintah desa fokus terhadap pembangunan infrastruktur yang memadai, khususnya pembangunan jalan di kampung-kampung yang tidak terkena program PNPM. Karena kelompok kami melihat adanya ketidakseimbangan antar kampung di Desa Cintadamai. Baik dari segi pembangunan maupun kondisi infrastrukturnya. Apabila pembangunan jalan telah terlaksana, pemerintah desa harus berupaya membangun kualitas sumber daya manusia yang baik. Sebab pembangunan yang baik membutuhkan sumber daya manusia yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

4.7 Analisis SWOT dan Analisis Masalah

  • Strength (Kekuatan): Letak geografis Desa Cintadamai yang cukup strategis. Dapat dikatakan bahwa Desa Cintadamai berada di tengah Kecamatan Sukaresmi. Selain itu, terdapat potensi sumber daya alam yang dapat mendukung percepatan dinamika perekonomian desa. Stabilitas keamanan desa juga terjaga dengan baik. Hubungan pemerintah dengan masyarakat terjalin dengan baik. Mayoritas penduduk berada di usia produktif dengan tingkat pendidikan yang memadai. Laju pertumbuhan ekonomi meningkat terus-menerus.
  • Weakness (Kelemahan): Kualitas sumber daya manusia belum terlalu baik, masih memerlukan perbaikan terus-menerus. Angka ketergantungan penduduk masih cukup tinggi. Jumlah penduduk miskin masih cukup besar. Kondisi infrastruktur, khususnya jalan, masih belum memadai. Kapasitas aparatur pemerintahan desa masih kurang dalam mewujudkan praktek tata pemerintahan yang baik. Kondisi tata pemerintahan oleh stakeholders (dunia usaha dan masyarakat) masih belum merata.
  • Opportunities (Peluang): adanya beberapa program baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah antara lain: PKK, PANSIMAS, Raksa Desa Cintadamai, Peningkatan DADU (Dana Alokasi Umum), Peningkatan Program Pendidikan dan Kesehatan, serta dukungan dan respon positif dari putra desa dalam pembangunan.
  • Threat (Ancaman): jumlah penduduk yang terus menerus meningkat. Belum adanya kerjasama yang baik antara pemerintah desa di sekitar perbatasan. Belum mantapnya persepsi tentang otonomi desa. Semakin banyaknya produk luar negri yang masuk ke indonesia yang melemahkan industri lokal. Dampak negatif globalisasi yang menyebabkan lemahnya struktur kebudayaan daerah.

4.8 Penyelesaian Akhir

Dalam meyelesaikan berbagai masalah yang ada, maka dapat dilakukan langkah-langkah untuk menemukan alternatif penyelesaian masalah yang ada dengan memperhatikan azas kebutuhan dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis yang kita lakukan di Desa Cintadamai, maka kelompok KKL memberikan sesuatu yang mendukung penyelesaian masalah dalam infrastruktur jalan lingkungan yang mengubungkan antara perkampungan. Sehingga dengan adanya program kelompok dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi warga Desa Cintadamai.

BAB V

KESIMPULAN

Pada bagian penutup ini dapat disimpulkan temuan-temuan pokok sebagai berikut:

  1. Bahwa selama ini program pemerataaan pembangunan di Desa Cintadamai belum sepenuhnya berjalan dengan baik.
  2. Ketidakmerataan pembangunan di Desa Cintadamai lebih disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor geografis, infrakstruktur dan transportasi yang kurang memadai.
  3. Faktor pendidikan juga mempengaruhi pembangunan. Wilayah yang akses pendidikannya lebih mudah dijangkau, cenderung pembangunannya lebih diutamakan.
  4. Kurangnya partisipasi dari seluruh warga dalam keikutsertaannya dalam pembangunan yang ada di Desa Cintadamai
  5. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan terbatas pada pengertian dan pemahaman mereka tentang program tersebut. Masyarakat yang paling berpartisipasi adalah mereka yang usia produktif.
  6. Kaitan antara persepsi dan partisipasi sangat berkaitan dengan latar belakang ekonomi, budaya, dan sosialnya. Karakteristik kehidupan yang masih sangat sederhana, mengkondisikan perilaku yang sederhana pula dalam kehidupan sehari-hari